Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Ramadan Momentum Mengokohkan Ketahanan Keluarga (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke – 11)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam membangun ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang kuat, harmonis, dan religius. Sebuah keluarga yang kokoh akan melahirkan generasi yang berakhlak mulia serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Oleh karena itu, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat ikatan keluarga melalui peningkatan kualitas ibadah, komunikasi, dan solidaritas di antara anggota keluarga.

Dalam Islam, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter individu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6). Ayat ini menunjukkan tanggung jawab besar yang dimiliki oleh setiap kepala keluarga dalam membimbing anggota keluarganya menuju jalan kebaikan dan keselamatan di dunia serta akhirat.

Ketahanan keluarga dapat diwujudkan melalui berbagai aspek, seperti pendidikan agama, pola komunikasi yang baik, dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah. Ramadan adalah momentum yang sangat tepat untuk membangun kembali nilai-nilai ini karena suasana religius yang kuat selama bulan suci ini. Selain itu, berbagai aktivitas ibadah, seperti shalat berjamaah, tadarus Al-Qur’an, dan berbuka puasa bersama, menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antaranggota keluarga.

Dalam konteks kekinian, banyak keluarga menghadapi tantangan besar, seperti perbedaan nilai antara generasi, pengaruh teknologi, serta dinamika ekonomi dan sosial yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat agar keluarga tetap solid dan mampu menghadapi berbagai perubahan ini dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

Tulisan ini akan membahas bagaimana Ramadan dapat dijadikan momentum untuk mengokohkan ketahanan keluarga melalui pendekatan ibadah, pendidikan agama, dan kebersamaan dalam menjalankan nilai-nilai Islam.

Dalam kondisi kekinian, tantangan terhadap ketahanan keluarga semakin kompleks. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya komunikasi dan interaksi langsung antara anggota keluarga akibat kesibukan pekerjaan dan pengaruh teknologi digital. Banyak keluarga yang lebih sering berkomunikasi melalui media sosial daripada secara langsung. Ramadan menghadirkan solusi dengan memperbanyak momen kebersamaan, seperti sahur, berbuka puasa, serta shalat berjamaah yang dapat mempererat hubungan keluarga.

Selain itu, pendidikan agama dalam keluarga sering kali kurang mendapat perhatian di luar bulan Ramadan. Padahal, pendidikan agama merupakan kunci utama dalam membentuk ketahanan keluarga yang kokoh. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu dalam tiga hal: mencintai Nabinya, mencintai keluarganya, dan membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya para penghafal Al-Qur’an akan berada dalam lindungan Allah pada hari kiamat ketika tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya.” (HR. Thabrani). Dalam Ramadan, orang tua memiliki kesempatan untuk memberikan contoh nyata dalam ibadah dan akhlak yang baik kepada anak-anak mereka.

Tantangan lain yang dihadapi keluarga saat ini adalah ketahanan ekonomi, terutama dalam menghadapi kondisi krisis dan ketidakstabilan keuangan. Ramadan mengajarkan prinsip kesederhanaan dan kepedulian sosial, yang dapat memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Konsep qana’ah (rasa cukup) dan berbagi kepada sesama melalui zakat serta sedekah adalah nilai penting yang harus ditanamkan dalam keluarga. Allah SWT berfirman: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba: 39).

Selain aspek ekonomi, ketahanan keluarga juga berkaitan dengan aspek emosional dan psikologis. Ramadan mengajarkan nilai-nilai kesabaran dan pengendalian diri, yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan keluarga. Menahan diri dari amarah dan memperbanyak silaturahmi selama Ramadan dapat mengurangi potensi konflik dalam keluarga. Rasulullah SAW bersabda: “Orang kuat bukanlah yang menang dalam bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Terakhir, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat solidaritas sosial dalam keluarga. Kegiatan berbagi, seperti memberikan makanan kepada fakir miskin atau berbagi hidangan berbuka dengan tetangga, mengajarkan nilai-nilai empati dan kebersamaan kepada seluruh anggota keluarga. Sikap ini akan membentuk karakter yang lebih peduli terhadap sesama dan memperkokoh ketahanan keluarga dalam menghadapi berbagai tantangan sosial.

Ramadan adalah momentum yang sangat berharga dalam memperkuat ketahanan keluarga. Melalui ibadah yang intensif, pendidikan agama yang lebih mendalam, serta kebersamaan yang terjalin erat selama bulan suci ini, keluarga Muslim dapat semakin solid dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Al-Qur’an dan hadits telah banyak memberikan panduan mengenai pentingnya menjaga keharmonisan dan ketahanan keluarga dalam menghadapi berbagai ujian hidup.

Komunikasi yang lebih erat dalam keluarga selama Ramadan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang timbul akibat kesibukan dan pengaruh teknologi. Pendidikan agama yang lebih intensif di bulan suci ini juga memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan karakter anak-anak. Selain itu, konsep kesederhanaan, kepedulian sosial, dan kesabaran yang diajarkan selama Ramadan dapat memperkuat ketahanan ekonomi serta emosional dalam keluarga.

Untuk itu, setiap keluarga Muslim hendaknya menjadikan Ramadan sebagai waktu terbaik untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan antaranggota keluarga. Momentum ini dapat digunakan untuk memperkuat nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari agar ketahanan keluarga tetap terjaga, tidak hanya selama Ramadan, tetapi juga dalam bulan-bulan berikutnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi).

Dengan menjadikan Ramadan sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas keluarga, kita dapat menciptakan keluarga yang kokoh, harmonis, dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

Ditulis oleh: H. Bahktiar, Lc, MA, Wakil Ketua III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Referensi:
1. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
2. Shahih Bukhari dan Muslim.
3. Tafsir Ibnu Katsir.
4. Hadis Riwayat Thabrani dan Tirmidzi.
5. Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh as-Siyam, 2001.
6. Aidh Al-Qarni, La Tahzan, 2003.