Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Tanda-Tanda Ramadan Berhasil Mendidik Kita sebagai Pribadi Muslim yang Unggul (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke-26)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Puasa, ibadah ritual dan sosial yang kita kerjakan selama Ramadan tidak hanya sekadar kewajiban sebagai muslim, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter yang lebih baik. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183).

Namun, tidak semua orang yang menjalani Ramadan dapat merasakan perubahan signifikan dalam dirinya. Ada yang setelah bulan suci ini berakhir, kembali kepada kebiasaan lama tanpa adanya perbaikan spiritual dan moral. Oleh karena itu, perlu ada indikator atau tanda-tanda bahwa Ramadan benar-benar memberikan dampak positif bagi kita sebagai pribadi Muslim yang unggul.

Artikel ini akan membahas tanda-tanda keberhasilan Ramadan dalam membentuk pribadi Muslim yang unggul, dengan menelaah relevansinya terhadap kondisi kekinian. Dengan demikian, kita dapat mengukur sejauh mana Ramadan telah mendidik kita dan memberikan manfaat bagi kehidupan setelahnya.

Pertama, tanda bahwa Ramadan berhasil mendidik kita adalah meningkatnya kualitas ibadah setelah bulan suci berakhir. Jika seseorang tetap menjaga shalat berjamaah, memperbanyak membaca Al-Qur’an, dan tetap istiqamah dalam berzikir, itu menunjukkan keberhasilan Ramadan dalam membentuk kebiasaan baik. Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten meskipun sedikit” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, kesinambungan amal ibadah setelah Ramadan menjadi indikator utama keberhasilan pendidikan spiritual selama bulan puasa.

Kedua, Ramadan yang sukses akan terlihat dari peningkatan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang benar-benar mendapatkan hikmah Ramadan akan lebih sabar, rendah hati, dan lebih peduli terhadap sesama. Dalam hadis disebutkan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Dalam konteks kekinian, seseorang yang tetap menjaga lisannya dari perkataan buruk, menghindari ghibah, serta menebarkan kebaikan di masyarakat adalah tanda nyata keberhasilan Ramadan dalam membentuk karakter unggul.

Ketiga, kepedulian sosial yang meningkat menjadi bukti lain dari keberhasilan Ramadan. Dalam bulan suci ini, umat Islam dilatih untuk berbagi melalui zakat fitrah dan sedekah. Jika setelah Ramadan seseorang tetap memiliki semangat untuk membantu sesama dan aktif dalam kegiatan sosial, itu adalah pertanda bahwa Ramadan telah berhasil mendidiknya. Sebagaimana firman Allah SWT, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” (QS. Ali Imran: 92).

Keempat, adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pengendalian diri dan menjauhi maksiat. Ramadan mengajarkan kita untuk mengontrol hawa nafsu dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak diridai Allah. Jika seseorang setelah Ramadan tetap menjaga pandangan, menahan amarah, dan menjauhi perbuatan dosa, itu menunjukkan bahwa Ramadan telah menanamkan nilai-nilai ketakwaan dalam dirinya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa inti dari puasa bukan hanya sekadar menahan lapar, tetapi juga mendidik moral dan perilaku.

Kelima, tanda terakhir keberhasilan Ramadan adalah adanya perubahan pola pikir dan gaya hidup menjadi lebih Islami. Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum untuk mengubah cara berpikir menjadi lebih produktif, bertanggung jawab, dan memiliki tujuan hidup yang lebih jelas. Dalam konteks kehidupan modern, seorang Muslim yang unggul adalah yang mampu menyeimbangkan aspek dunia dan akhirat, sebagaimana doa dalam Al-Qur’an, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah: 201).

 Ramadan bukan sekadar ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga merupakan proses pendidikan yang bertujuan membentuk pribadi Muslim yang unggul. Keberhasilan Ramadan dapat dilihat dari meningkatnya kualitas ibadah, perbaikan akhlak, kepedulian sosial yang lebih tinggi, pengendalian diri yang lebih baik, serta perubahan pola pikir yang lebih Islami.

Di era modern ini, tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai Ramadan sangat besar. Namun, dengan terus berupaya menjaga kebiasaan baik yang telah dilatih selama Ramadan, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik sepanjang tahun, bukan hanya dalam satu bulan saja. Seperti kata Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, “Hakikat puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala yang melalaikan hati dari Allah.”

Akhirnya, mari kita jadikan Ramadan sebagai sarana perbaikan diri yang berkelanjutan. Jika setelah Ramadan kita masih mempertahankan kebiasaan baik dan semakin dekat dengan Allah, itu adalah tanda bahwa Ramadan benar-benar berhasil mendidik kita menjadi Muslim yang unggul. Semoga Allah menjadikan kita semua pribadi yang lebih baik setelah Ramadan dan istiqamah dalam kebaikan. Aamiin.

Ditulis Oleh; H. Bahktiar, Lc, MA Wakil Ketua III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

 

Referensi:

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
  2. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
  3. Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin.
  4. Tafsir Ibnu Katsir.
  5. Buku Fiqh Puasaoleh Dr. Yusuf Al-Qaradawi.