Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Sabar dan Buahnya (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke-24)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Sabar adalah salah satu akhlak mulia yang ditekankan dalam Islam. Kata “sabar” berasal dari bahasa Arab (الصبر) yang berarti menahan diri, bertahan, dan teguh dalam menghadapi ujian. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).

Ayat ini menegaskan bahwa kesabaran memiliki ganjaran yang luar biasa di sisi Allah. Sabar bukan hanya sekadar menahan diri dari emosi atau penderitaan, tetapi juga mencakup ketabahan dalam ketaatan kepada Allah serta keikhlasan dalam menghadapi cobaan. Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim, No. 2999).

Dari hadits ini, kita memahami bahwa sabar adalah karakter yang harus dimiliki setiap muslim dalam berbagai keadaan, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan. Dalam konteks Ramadan, sabar menjadi pilar utama dalam menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari rasa lapar, haus, dan godaan hawa nafsu.

Di era modern ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang menguji kesabaran. Kesabaran dalam menghadapi pandemi, krisis ekonomi, serta tekanan sosial menjadi ujian bagi setiap individu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).

Ketika seseorang diuji dengan kesulitan ekonomi akibat ketidakstabilan global, ia dituntut untuk bersabar dan tetap berusaha. Di masa pandemi, banyak keluarga kehilangan pekerjaan dan menghadapi ketidakpastian hidup. Namun, mereka yang bersabar dan terus bertawakal kepada Allah akan menemukan solusi dan hikmah dari setiap cobaan.

Selain itu, tantangan dalam dunia digital juga menguji kesabaran umat Islam. Informasi yang beredar di media sosial sering kali memicu emosi dan menimbulkan perpecahan. Dalam hal ini, Islam mengajarkan agar seseorang tidak mudah terpancing amarah, tetapi bersabar dan berpikir sebelum bertindak. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari, No. 6114; Muslim, No. 2609).

Dengan demikian, sabar tidak hanya berperan dalam menghadapi kesulitan hidup, tetapi juga dalam menjaga lisan dan perilaku di era digital.

 Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sabar adalah kunci keberhasilan seorang muslim dalam menjalani kehidupan dunia dan bekal utama untuk kehidupan akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah berjanji bahwa orang-orang yang bersabar akan mendapatkan pahala yang tak terbatas dan perlindungan-Nya.

Sabar memiliki banyak buah manis, di antaranya adalah ketenangan jiwa, keteguhan iman, dan kemudahan dalam menghadapi masalah. Rasulullah SAW juga menekankan bahwa sabar adalah bagian dari keimanan, sebagaimana disebutkan:

“Sabar adalah cahaya.” (HR. Muslim, No. 223).

Dalam konteks Ramadan, sabar menjadi latihan terbaik untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kualitas ibadah. Puasa mengajarkan kesabaran dalam menahan lapar dan dahaga, serta dalam menjaga diri dari perbuatan yang tidak diridhai Allah.

Oleh karena itu, umat Islam harus terus berusaha meningkatkan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam menghadapi musibah, menjalankan ketaatan, maupun menjauhi kemaksiatan. Dengan bersabar, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan balasan terbaik di akhirat.

Ditulis Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA Waka III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Referensi:

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementerian Agama RI.
  2. Shahih Muslim, Imam Muslim bin Al-Hajjaj.
  3. Shahih Bukhari, Imam Bukhari.
  4. Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir.
  5. Al-Hikam, Ibnu Atha’illah as-Sakandari.