Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Berhemat Menjelang Idul Fitri (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke-27)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

DItulis Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA Wakil Ketua III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Hari raya ini menjadi momen kebahagiaan, silaturahmi, serta ungkapan syukur kepada Allah SWT. Namun, dalam merayakan Idul Fitri, sering kali kita melihat perilaku konsumtif yang berlebihan, seperti membeli pakaian baru dalam jumlah banyak, menyajikan makanan secara berlebihan, serta pengeluaran yang tidak terkontrol untuk kebutuhan yang kurang esensial.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam membelanjakan harta. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ [17]: 26-27).

Ayat ini menegaskan bahwa pemborosan merupakan tindakan yang tidak disukai Allah dan dikategorikan sebagai perilaku yang menyerupai setan. Oleh karena itu, dalam merayakan Idul Fitri, umat Islam seharusnya tetap berpegang pada prinsip kesederhanaan dan tidak berlebihan dalam membelanjakan harta. 

Di era modern, gaya hidup konsumtif semakin marak, terutama menjelang Idul Fitri. Banyak orang berlomba-lomba membeli barang-barang mewah, seperti pakaian bermerek, gadget terbaru, dan makanan berlimpah untuk hidangan lebaran. Tidak jarang, pengeluaran yang besar ini berasal dari utang, hanya demi mengikuti tren atau tekanan sosial. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah menyukai hamba-Nya yang tidak berlebihan dalam makan dan minum, serta tidak membuang-buang harta.” (HR. Ahmad).

Hadis ini menunjukkan bahwa Allah menyukai hamba yang hidup dalam batas kewajaran. Dalam konteks Idul Fitri, kebiasaan membeli makanan dalam jumlah besar hingga terbuang sia-sia bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW sendiri menjalani hidup dengan sederhana, bahkan dalam momen perayaan.

Selain itu, pemborosan dalam Idul Fitri juga dapat berakibat pada ketimpangan sosial. Banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok mereka, sementara sebagian lainnya menghamburkan uang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Islam menganjurkan agar kita lebih peduli kepada sesama, terutama fakir miskin, melalui zakat dan sedekah. Seperti dalam firman Allah SWT:

“Dan mereka yang dalam hartanya ada hak tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa.” (QS. Al-Ma’arij [70]: 24-25).

Praktik hidup hemat dan sederhana justru lebih mendekatkan diri kepada nilai-nilai spiritual Ramadan. Membelanjakan harta secara bijak dapat dialihkan untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti membantu anak yatim, memberikan sedekah kepada kaum dhuafa, atau mendukung kegiatan sosial di lingkungan sekitar.

 Perayaan Idul Fitri seharusnya tidak menjadi ajang untuk menghamburkan harta secara berlebihan. Islam mengajarkan keseimbangan dalam pengeluaran dan menekankan pentingnya sikap hemat serta kepedulian sosial. Firman Allah dalam QS. Al-Isra’ [17]: 26-27 dan hadis Rasulullah SAW menunjukkan bahwa pemborosan bukan hanya tindakan yang tidak disukai Allah, tetapi juga menyerupai perilaku setan.

Di zaman modern ini, tekanan sosial dan gaya hidup konsumtif sering kali membuat seseorang mengeluarkan uang lebih dari kemampuannya, bahkan hingga berutang. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kesederhanaan dan pengelolaan keuangan yang bijak. Sebaliknya, harta yang dimiliki sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti membantu orang yang membutuhkan dan meningkatkan amal ibadah.

Dengan menerapkan sikap hemat dalam perayaan Idul Fitri, umat Islam dapat lebih fokus pada makna sejati dari hari kemenangan ini, yaitu meningkatkan ketakwaan dan menjalin silaturahmi dengan penuh kesederhanaan. Semoga kita semua dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh berkah dan keberkahan, tanpa berlebihan dalam pengeluaran.

 

Referensi:

  1. Al-Qur’an, terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia.
  2. Hadis riwayat Ahmad.
  3. Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jilid 3, Bab Adab Pengelolaan Harta dalam Islam.
  4. Yusuf Qardhawi, Fiqh al-Zakah, Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 2001.
  5. Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki, Ensiklopedia Akhlak Rasulullah, Darussalam, 2011.