Ramadan adalah bulan penuh berkah yang bukan hanya mengajarkan umat Islam untuk menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melatih mereka dalam mengelola waktu dengan lebih baik. Setiap detik di bulan suci ini memiliki nilai yang tinggi, dan umat Islam dianjurkan untuk menggunakannya dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas ibadah serta produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran:
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)
Mengelola waktu merupakan bagian dari etika Islam yang mendukung keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Rasulullah ﷺ sendiri adalah teladan utama dalam hal disiplin waktu. Beliau membagi waktunya dengan baik antara beribadah, berdakwah, bekerja, dan beristirahat. Oleh karena itu, Ramadan menjadi momentum bagi Muslim untuk menata ulang kebiasaan mereka agar lebih efisien dan penuh berkah.
Dalam kehidupan modern, banyak orang yang merasa sulit mengatur waktu karena padatnya aktivitas dan gangguan dari teknologi. Ramadan memberikan kesempatan untuk merefleksikan bagaimana waktu digunakan dan bagaimana cara meningkatkannya agar lebih bermanfaat. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, “Waktu adalah kehidupan. Jika kau sia-siakan waktu, maka kau telah menyia-nyiakan hidupmu.”
Dengan demikian, Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan disiplin waktu. Jika diterapkan dengan baik, kebiasaan mengatur waktu selama Ramadan dapat menjadi fondasi yang kuat dalam kehidupan setelahnya.
Dalam era digital saat ini, tantangan terbesar dalam mengelola waktu adalah distraksi dari teknologi seperti media sosial dan hiburan digital. Banyak orang tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal-hal yang kurang produktif. Ramadan mengajarkan kita untuk lebih sadar dalam menggunakan waktu dengan menjadwalkan ibadah secara teratur, seperti shalat wajib, tarawih, membaca Alquran, serta memperbanyak doa dan dzikir.
Salah satu cara efektif dalam mengelola waktu selama Ramadan adalah dengan membuat jadwal harian yang mencakup aktivitas ibadah, pekerjaan, dan istirahat. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan secara konsisten walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan membiasakan diri untuk beribadah secara teratur, seseorang akan lebih disiplin dalam mengatur waktu dan menghindari pemborosan waktu yang tidak bermanfaat. Selain itu, penggunaan teknologi juga harus dikendalikan agar tidak mengganggu fokus dalam menjalankan ibadah dan pekerjaan.
Konsep time blocking atau pembagian waktu dalam blok-blok tertentu juga bisa diterapkan selama Ramadan. Misalnya, setelah sahur hingga Subuh digunakan untuk ibadah dan membaca Alquran, siang untuk bekerja dengan efisiensi tinggi, dan sore hingga malam untuk berbuka, shalat, serta tarawih. Dengan menerapkan metode ini, umat Islam dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa mengorbankan waktu ibadah.
Di samping itu, manajemen waktu dalam Islam juga mengajarkan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Allah berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…” (QS. Al-Qashash: 77)
Artinya, umat Islam harus bisa mengatur waktu untuk dunia dan akhirat secara proporsional. Ramadan menjadi latihan terbaik untuk menyeimbangkan keduanya dengan lebih baik.
Ramadan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya manajemen waktu dalam kehidupan Muslim. Disiplin dalam menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih, membaca Alquran, serta berbagai aktivitas lainnya mengajarkan bagaimana menggunakan waktu dengan lebih produktif dan efisien. Allah telah memperingatkan manusia agar tidak menyia-nyiakan waktu dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 19)
Dalam konteks kehidupan modern, Ramadan mengajarkan Muslim untuk mengurangi gangguan dari teknologi dan membangun kebiasaan baik dalam mengatur waktu. Jika kebiasaan ini dipertahankan setelah Ramadan, maka Muslim dapat menjadi pribadi yang lebih produktif dan lebih dekat dengan Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya bagaimana ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
Dengan demikian, Ramadan adalah kesempatan besar untuk belajar dan menerapkan pengelolaan waktu yang baik. Jika setiap Muslim bisa memanfaatkan bulan ini untuk memperbaiki cara mereka mengatur waktu, maka mereka akan mendapatkan keberkahan yang lebih besar dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Ditulis Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA Waka III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri
Referensi:
- Alquran, QS. Al-‘Asr: 1-3, QS. Al-Qashash: 77, QS. Al-Hasyr: 19
- Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi
- Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah
- Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh Al-Awlawiyyat, Maktabah Wahbah
- Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Madarij As-Salikin, Darul Hadith