Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Meningkatkan Kepedulian Sosial (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke – 21)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selain sebagai momentum ibadah individual, bulan suci ini juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kepedulian sosial. Islam menekankan pentingnya berbagi dan membantu sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran: 92)

Dalam konteks kehidupan modern, kepedulian sosial di bulan Ramadan tidak hanya diwujudkan dalam bentuk pemberian zakat dan sedekah, tetapi juga melalui tindakan sederhana seperti berbagi makanan berbuka, membantu mereka yang membutuhkan, serta meningkatkan solidaritas di tengah masyarakat. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Orang yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)

Dengan memahami hakikat Ramadan sebagai bulan kebersamaan dan kasih sayang, kita dapat lebih memperhatikan kondisi sosial di sekitar kita. Artikel ini akan membahas pentingnya kepedulian sosial di bulan Ramadan dalam konteks kekinian serta bagaimana Islam memberikan panduan dalam mewujudkannya.

Di era modern, tantangan sosial semakin kompleks. Kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan berbagai krisis kemanusiaan masih menjadi masalah utama di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ramadan seharusnya menjadi ajang bagi umat Islam untuk memperkuat nilai kepedulian sosial dan menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Salah satu bentuk kepedulian sosial yang paling utama di bulan Ramadan adalah membayar zakat, infak, dan sedekah. Zakat fitrah, misalnya, merupakan kewajiban bagi setiap Muslim untuk membantu mereka yang kurang mampu agar dapat merayakan Idulfitri dengan layak. Zakat ini bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

Selain itu, gerakan berbagi makanan berbuka puasa telah menjadi fenomena yang semakin populer. Banyak masjid, komunitas, dan individu yang menyediakan makanan berbuka bagi fakir miskin dan pekerja harian yang kesulitan. Gerakan ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong umatnya untuk tidak membiarkan saudara seiman mengalami kesulitan.

Teknologi juga memainkan peran dalam meningkatkan kepedulian sosial. Berbagai platform crowdfunding dan donasi online mempermudah umat Islam untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, baik di dalam negeri maupun di berbagai belahan dunia. Ini menunjukkan bahwa Islam selalu relevan dalam berbagai zaman, termasuk di era digital.

Namun, kepedulian sosial tidak hanya terbatas pada aspek materi. Memberikan waktu dan tenaga untuk membantu sesama, seperti menjadi relawan di lembaga sosial, mengajarkan ilmu, atau mendukung mereka yang sedang mengalami kesulitan emosional juga merupakan bagian dari kepedulian sosial. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan pentingnya hubungan sosial dalam Islam, bahwa “keutamaan seseorang tidak hanya diukur dari ibadahnya, tetapi juga sejauh mana ia bermanfaat bagi orang lain.”

 Kepedulian sosial selama Ramadan merupakan cerminan dari nilai-nilai Islam yang luhur. Dengan berbagi kepada sesama, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis. Allah SWT berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Di era modern, kepedulian sosial dapat diwujudkan melalui berbagai cara, mulai dari zakat, infak, sedekah, berbagi makanan berbuka, hingga menjadi relawan dalam berbagai aktivitas sosial. Dengan perkembangan teknologi, umat Islam juga dapat memanfaatkan media digital untuk menyalurkan bantuan secara lebih efektif.

Ramadan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga momentum untuk memperbaiki hubungan sosial dan menanamkan nilai kasih sayang. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, marilah kita jadikan Ramadan sebagai bulan kepedulian sosial, bukan hanya dengan memberikan materi, tetapi juga dengan menjadi pribadi yang lebih peka terhadap kondisi orang lain. Dengan begitu, kita tidak hanya meningkatkan ketakwaan, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi sesama. Semoga kepedulian sosial yang kita bangun di bulan Ramadan dapat menjadi kebiasaan yang terus berlanjut sepanjang tahun. Aamiin.

Ditulis Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA Waka III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Referensi:

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementerian Agama RI.
  2. Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi.
  3. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
  4. Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh Al-Zakah, Beirut: Mu’assasat al-Risalah.