Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Meraih Malam Lailatul Qadar (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke-20)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan yang terjadi di bulan Ramadan. Malam ini disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3). Keutamaan malam ini membuat setiap Muslim dianjurkan untuk mencarinya dan meningkatkan ibadah di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam  Islam, malam ini diyakini terjadi pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti salat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdoa agar memperoleh kemuliaan malam tersebut.

Namun, di tengah kesibukan dunia modern, banyak umat Islam yang kurang mempersiapkan diri dalam menyambut malam Lailatul Qadar. Rutinitas pekerjaan, kemudahan akses hiburan, serta penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali membuat seseorang lalai dalam meningkatkan ibadahnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimana meraih Lailatul Qadar dalam konteks kekinian menjadi penting agar umat Islam tetap dapat meraih keberkahannya.

Perkembangan zaman telah mengubah pola kehidupan manusia, termasuk dalam menjalankan ibadah Ramadan. Aktivitas digital yang semakin dominan dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk fokus dalam beribadah. Banyak orang yang menghabiskan waktu dengan menonton video, bermain gim, atau berselancar di media sosial, sehingga melupakan keutamaan ibadah di malam-malam terakhir Ramadan. Oleh sebab itu, diperlukan strategi yang tepat agar umat Islam tetap dapat memanfaatkan malam-malam tersebut dengan optimal.

Salah satu cara untuk meraih Lailatul Qadar di era digital adalah dengan mengelola waktu dengan baik. Umat Islam seharusnya mulai membatasi penggunaan media sosial dan hiburan yang kurang bermanfaat, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW “jika telah masuk sepuluh hari terakhir Ramadan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya menyiapkan diri dengan lebih serius dalam beribadah di malam-malam tersebut.

Selain itu, meningkatkan kualitas ibadah menjadi kunci utama dalam meraih keutamaan malam Lailatul Qadar. Ibadah yang dilakukan tidak hanya sekadar formalitas, tetapi harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan. Seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas ibadahnya dengan memahami makna bacaan dalam salat, mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an, serta memperbanyak dzikir dan doa. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 41, “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya.”

Di sisi lain, kepedulian sosial juga menjadi bagian dari ibadah yang dianjurkan dalam meraih keberkahan Lailatul Qadar. Membantu sesama dengan bersedekah, menyantuni fakir miskin, atau sekadar berbagi makanan berbuka puasa adalah bentuk ibadah yang juga mendatangkan pahala besar. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, momentum Ramadan, terutama di sepuluh malam terakhir, harus digunakan untuk memperbanyak amal kebaikan.

Malam Lailatul Qadar adalah anugerah luar biasa yang Allah berikan kepada umat Islam. Keutamaannya yang lebih baik dari seribu bulan menjadikannya sebagai malam yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Meskipun tantangan kehidupan modern sering kali menghambat seseorang dalam meraih malam mulia ini, tetap ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkannya secara optimal.

Membatasi gangguan duniawi, seperti media sosial dan hiburan yang berlebihan, dapat membantu seseorang lebih fokus dalam meningkatkan ibadah. Selain itu, memperdalam kualitas ibadah dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan menjadi kunci utama dalam mendekatkan diri kepada Allah. Ditambah dengan kepedulian sosial, malam Lailatul Qadar dapat menjadi momen refleksi spiritual yang mendalam serta ladang pahala yang besar.

Sebagai umat Islam, kita perlu meneladani semangat Rasulullah SAW dalam menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan dengan ibadah dan amal kebaikan. Dengan demikian, kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah serta mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar yang sangat dinantikan. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua agar dapat memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Ditulis Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA Waka III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Referensi:

  1. Al-Qur’an Al-Karim
  2. Shahih Bukhari dan Muslim
  3. Tafsir Ibnu Katsir
  4. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin
  5. Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh Puasa