Website Resmi
Fraksi PKS Kepulauan Riau

Fraksi PKS, Penyambung Aspirasi Masyarakat
Kepulauan Riau

Menjaga Silaturahmi dan Saling Memaafkan (Catatan Memetik Hikmah Ramadan ke 10)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah yang tidak hanya menjadi momentum untuk meningkatkan ibadah individu, tetapi juga mempererat hubungan sosial di antara sesama. Salah satu ajaran penting dalam Islam yang sangat ditekankan di bulan Ramadan adalah menjaga silaturahmi dan saling memaafkan. Keduanya merupakan amalan yang dapat menyempurnakan ibadah puasa serta menjadikan Ramadan lebih bermakna.

Silaturahmi dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa silaturahmi bukan sekadar anjuran, tetapi juga memiliki dampak langsung pada kehidupan seseorang.

Selain itu, saling memaafkan juga menjadi inti dari ajaran Islam, terutama di bulan Ramadan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An-Nur [24]: 22). Ayat ini mengajarkan bahwa dengan memaafkan orang lain, seseorang juga berpotensi mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali terjadi perselisihan yang dapat merenggangkan hubungan antarsesama. Ramadan menjadi momen tepat untuk menyelesaikan konflik, membuka pintu maaf, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Dengan begitu, kita tidak hanya memperoleh keutamaan spiritual, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami makna silaturahmi dan saling memaafkan dalam konteks kehidupan modern. Artikel ini akan membahas lebih lanjut bagaimana menjaga silaturahmi dan memaafkan dalam kondisi kekinian serta bagaimana nilai-nilai ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan individu dan masyarakat.

Di era modern yang penuh dengan kesibukan dan persaingan, banyak orang yang semakin sulit menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, maupun tetangga. Kesibukan pekerjaan, perbedaan pandangan politik, hingga konflik kecil dalam kehidupan sehari-hari sering kali menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjalin dan menjaga silaturahmi. Namun, bulan Ramadan memberikan kesempatan emas untuk memperbaiki hubungan yang mungkin telah retak.

Silaturahmi di era digital saat ini bisa lebih mudah dilakukan melalui berbagai platform komunikasi seperti media sosial, telepon, dan video call. Rasulullah ﷺ bersabda: “Silaturahmi bukanlah sekadar membalas kebaikan, tetapi silaturahmi adalah menyambung kembali yang telah terputus” (HR. Bukhari). Hadis ini mengajarkan bahwa inisiatif untuk menyambung kembali hubungan yang renggang harus datang dari setiap individu, tidak sekadar menunggu pihak lain.

Namun, media sosial juga dapat menjadi sumber konflik jika tidak digunakan dengan bijak. Banyak perdebatan dan kesalahpahaman yang terjadi di dunia maya, yang justru dapat merusak hubungan sosial. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang bijak, kita harus mampu menggunakan teknologi sebagai sarana untuk memperkuat ukhuwah, bukan malah memperkeruh hubungan.

Saling memaafkan juga menjadi tantangan tersendiri di era modern, terutama ketika ego dan gengsi menghalangi seseorang untuk meminta maaf atau memberi maaf. Allah SWT berfirman: “Tolaklah perbuatan buruk dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antara kamu dan dia ada permusuhan seakan-akan telah menjadi teman yang setia” (QS. Fussilat [41]: 34). Ayat ini mengajarkan bahwa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang pernah menyakiti kita dapat menciptakan kedamaian dan keharmonisan.

Dalam sebuah buku berjudul The Art of Forgiveness, Lovingkindness, and Peace karya Jack Kornfield, disebutkan bahwa memaafkan adalah cara untuk membebaskan diri dari belenggu kebencian dan dendam. Dengan demikian, Ramadan menjadi saat yang tepat untuk melatih hati agar lebih mudah memaafkan, sehingga kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan penuh kasih sayang.

Menjaga silaturahmi dan saling memaafkan merupakan dua nilai utama dalam ajaran Islam yang semakin relevan di bulan Ramadan. Silaturahmi tidak hanya mendatangkan keberkahan dalam hidup, tetapi juga mempererat hubungan sosial, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Dengan menjaga silaturahmi, seseorang dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezekinya sebagaimana yang dijanjikan dalam hadis Rasulullah ﷺ.

Dalam era digital yang serba cepat dan penuh tantangan, menjaga hubungan baik dengan sesama menjadi hal yang semakin penting. Teknologi seharusnya menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah, bukan menjadi penyebab perpecahan. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu bijak dalam menggunakan media sosial agar tetap dapat membangun hubungan yang harmonis.

Saling memaafkan juga menjadi bagian penting dari ibadah Ramadan. Dengan memaafkan, seseorang dapat melepaskan beban emosional yang menghambat ketenangan batin. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nur [24]: 22, memaafkan bukan hanya untuk kebaikan orang lain, tetapi juga sebagai jalan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Akhirnya, Ramadan harus menjadi momentum bagi setiap Muslim untuk memperbaiki hubungan sosialnya. Dengan menjaga silaturahmi dan saling memaafkan, kita tidak hanya memperoleh pahala yang besar, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih damai dan penuh kasih sayang. Semoga kita semua dapat mengamalkan nilai-nilai ini dengan baik di bulan suci ini dan seterusnya. Aamiin.

Ditulis oleh: H. Bahktiar, Lc, MA, Waka III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepulauan Riau

Referensi
1. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kementerian Agama RI.
2. Shahih Bukhari dan Muslim.
3. Kornfield, Jack. The Art of Forgiveness, Lovingkindness, and Peace. Bantam, 2002.
4. Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004.
5. Quraish Shihab, M. Tafsir Al-Mishbah. Lentera Hati, 2005.